Baca Juga
Ilustrasi www.jemberbagus.com |
Misteri Hari Selasa dan malam jumat kliwon, Sebut saja namanya Parman, 40 tahun, (bukan nama
sebenarnya), seorang nelayan warga desa Kawunganten, Cilacap. Dia mengusik mayat seseorang
dengan maksud hanya untuk mengambil kain kafan (mori) sebagai media pesugihan. Parman dengan
tega mengabil satu-satunya barang si mayat yang dia bawa ke alam kuburnya, yaitu selembar kain
kafan. Sifat nekatnya ini dikarenakan beban hidup yang menghimpit keluarganya.
Dia megikuti jalan seperti yang pernah ditempuh oleh temannya yang sekarang menjadi kaya raya.
Berkat kenekatan dan keberaniannya, mencuri kain kafan atau mori orang yang mati pada malam
Jum’at Kliwon atau Selasa Kliwon, Parman berharap bisa memperoleh apa yang dia inginkan
sehingga bisa menjadi kaya raya dan tidak lagi mengontrak rumah mungil di perkampungan nelayan.
Ritual ini dianggapnya paling mudah dan sederhana. Karena jika dia berhasil mengambilnya, dia bisa
meminta apa saja pada sosok mayat yang diambil morinya itu, sebagai tebusan. Seperti petunjuk
Badrun (bukan nama sebenarnya).
"Harus orang yang mati pada hari Jum’at atau Selasa Kliwon yang digunakan sebagai ritual
pesugihan" Menurut Badrun, ini sudah menjadi syarat ilmu kejawen dan ritual pesugihan kain mori
yang dipercaya sejak dulu. Berbulan-bulan Parman menunggu dan mengintai orang yang meninggal
pada hari tersebut. Tak jarang dia menyelidiki, mencari informasi secara diam-diam hingga ke
kampung sebelah.
Kalau-kalau ada yang meninggal di hari yang dia harapkan agar bisa digunakan sebagai media
ritualnya. Hingga akhirnya dia menemukan orang meninggal seperti yang diharapkan itu.
"Beruntung sekali aku waktu itu, yang meninggal adalah seorang anak kecil. Sehingga aku bisa dan
berani mengambil kain kafannya. Jika saja yang meninggal orang sudah dewasa, mungkin aku tak
sanggup untuk mengambilnya. Karena si mayat tidak akan mungkin rela selimutnya (kain penghangat
tidurnya) saya ambil. Dia akan mempertahankan kain mori itu sehingga akupun harus berkelahi
dengannya di liang kubur," cerita Parman mengawali kisahnya.
Menurut Parman jika sang mayat sudah nampak (kelihatan), disinilah kita harus berhati-hati. Karena
si mayat akan cepat menyerang kita dan mempertahankan kain mori yang digunakan untuk selimut
baginya. Percaya atau tidak, setiap orang yang haus akan harta, dan melakukan ritual ini, pasti dia
akan berkelahi dengan jasad orang tersebut. Dimana jasad mayat itu mungkin saja telah disusupi oleh
roh jahat, sehingga tenaga diapun begitu kuat
"Aku benar-benar tak menyangka kalau mayat itu memiliki tenaga yang berlipat ganda. Jauh lebih
besar dari tenaga manusia pada umumnya. Walaupun yang aku ambil kain mori milik anak kecil, tapi
tenaga dia seperti orang dewasa. Apalagi jika yang meninggal adalah orang dewasa, sudah pasti aku
tak mampu untuk mengambilnya. Pantas saja banyak orang yang tak sanggup dan gagal melakukan
ritual ini," tuturnya kepada penulis.
Jika dia kalah dalam bertarung melawan si mayat, dia kan babak belur bahkan tak jarang dia
mengalami cacat tubuh akibat dipukuli oleh mayat dalam liang kubur. Parman saja mengalami luka
memar dan biru-biru di sekujur tubuhnya. Oleh karena itu, tak jarang orang yang punya niat
mengambil kaim mori milik mayat hanya mendapatkan luka babak belur, tanpa membawa hasil
apapun
"Yang jadi masalah, kita harus konsentrasi bagaimana secepatnya bisa mengambil kain mori itu dan
melepaskan diri dari dalam liang lahat. Jadi kita sama sekali tak bisa untuk melawannya,"
uangkapannya kemudian.
"Jika kita sudah mendapatkan mori mayat, sesampainya di rumah langsung kita simpan saja
sementara di dalam almari menunggu waktu yang tepat untuk memulainya. Tapi jangan sampai di
cuci. Cara menggunakannnya cukup mudah, kain mori tersebut kita jadikan sumbu lampu (templok).
Tepat pada jam duabelas, malam Jum’at atau Selasa Kliwon. Dengan sedikit ritual dan mantra
tertentu, lalu kita dulut (bakar). Setelah sumbu lampu itu menyala, asap dari sumbu mori itu akan
membumbung. Dengan ketajaman si mayat, dia akan mencium di mana selimutnya berada. Sehingga
bisa kita pastikan mayat pemilik kain mori tersebut akan muncul mendatangai rumah kita. Dia akan
terus memutari rumah kita untuk meminta yang dia sebut selimutnya itu," papar Parman.
Menurutnya pula, mayat itu akan merengek dan menangis meminta kepada kita. Nah, disaat inilah
Parman akan mempermainkan dan memperdayainya untuk kepentingannya, yaitu dengan meminta
segala sesuatu yang diinginkannya. Walaupun menurutnya pula, dia selalu merasa berdosa dan tak
tega mendengar suara ratapannya itu.
Aneh bin ajaib, selang beberapa bulan, Parman pun bisa memiliki kapal penangkap ikan sendiri.
Hasil lelang dari Bandar kaya di daerahnya. Kini tempat pelelangan ikan, benar-benar seperti telah
dikuasainya. Tapi sayang, sifat serakah orang tak pernah hilang dari hatinya. Parman masih
menginginkan beberapa bidang tambak di pinggiran teluk.
Malam Jum’at Kliwon kurang tiga hari lagi. Niat hati ingin membakar sumbu pesugihan itu, tapi
sayang kapal ikannya justru tenggelam akibat badai dan ombak yang ganas dan tak bisa
terselamatkan lagi. Tak hanya itu, rumah Parman beserta perabotannya terbakar habis saat kompor
gas yang sedang dipakai memaksa istrinya meledak. Parman benar-benar kecewa, bahkan stress. Kini
dia kembali lagi menjadi orang miskin yang hidup menumpang pada orang lain. Dia juga kembali
menjadi nelayan buruh pada seseorang.
sebenarnya), seorang nelayan warga desa Kawunganten, Cilacap. Dia mengusik mayat seseorang
dengan maksud hanya untuk mengambil kain kafan (mori) sebagai media pesugihan. Parman dengan
tega mengabil satu-satunya barang si mayat yang dia bawa ke alam kuburnya, yaitu selembar kain
kafan. Sifat nekatnya ini dikarenakan beban hidup yang menghimpit keluarganya.
Dia megikuti jalan seperti yang pernah ditempuh oleh temannya yang sekarang menjadi kaya raya.
Berkat kenekatan dan keberaniannya, mencuri kain kafan atau mori orang yang mati pada malam
Jum’at Kliwon atau Selasa Kliwon, Parman berharap bisa memperoleh apa yang dia inginkan
sehingga bisa menjadi kaya raya dan tidak lagi mengontrak rumah mungil di perkampungan nelayan.
Ritual ini dianggapnya paling mudah dan sederhana. Karena jika dia berhasil mengambilnya, dia bisa
meminta apa saja pada sosok mayat yang diambil morinya itu, sebagai tebusan. Seperti petunjuk
Badrun (bukan nama sebenarnya).
"Harus orang yang mati pada hari Jum’at atau Selasa Kliwon yang digunakan sebagai ritual
pesugihan" Menurut Badrun, ini sudah menjadi syarat ilmu kejawen dan ritual pesugihan kain mori
yang dipercaya sejak dulu. Berbulan-bulan Parman menunggu dan mengintai orang yang meninggal
pada hari tersebut. Tak jarang dia menyelidiki, mencari informasi secara diam-diam hingga ke
kampung sebelah.
Kalau-kalau ada yang meninggal di hari yang dia harapkan agar bisa digunakan sebagai media
ritualnya. Hingga akhirnya dia menemukan orang meninggal seperti yang diharapkan itu.
"Beruntung sekali aku waktu itu, yang meninggal adalah seorang anak kecil. Sehingga aku bisa dan
berani mengambil kain kafannya. Jika saja yang meninggal orang sudah dewasa, mungkin aku tak
sanggup untuk mengambilnya. Karena si mayat tidak akan mungkin rela selimutnya (kain penghangat
tidurnya) saya ambil. Dia akan mempertahankan kain mori itu sehingga akupun harus berkelahi
dengannya di liang kubur," cerita Parman mengawali kisahnya.
Menurut Parman jika sang mayat sudah nampak (kelihatan), disinilah kita harus berhati-hati. Karena
si mayat akan cepat menyerang kita dan mempertahankan kain mori yang digunakan untuk selimut
baginya. Percaya atau tidak, setiap orang yang haus akan harta, dan melakukan ritual ini, pasti dia
akan berkelahi dengan jasad orang tersebut. Dimana jasad mayat itu mungkin saja telah disusupi oleh
roh jahat, sehingga tenaga diapun begitu kuat
"Aku benar-benar tak menyangka kalau mayat itu memiliki tenaga yang berlipat ganda. Jauh lebih
besar dari tenaga manusia pada umumnya. Walaupun yang aku ambil kain mori milik anak kecil, tapi
tenaga dia seperti orang dewasa. Apalagi jika yang meninggal adalah orang dewasa, sudah pasti aku
tak mampu untuk mengambilnya. Pantas saja banyak orang yang tak sanggup dan gagal melakukan
ritual ini," tuturnya kepada penulis.
Jika dia kalah dalam bertarung melawan si mayat, dia kan babak belur bahkan tak jarang dia
mengalami cacat tubuh akibat dipukuli oleh mayat dalam liang kubur. Parman saja mengalami luka
memar dan biru-biru di sekujur tubuhnya. Oleh karena itu, tak jarang orang yang punya niat
mengambil kaim mori milik mayat hanya mendapatkan luka babak belur, tanpa membawa hasil
apapun
"Yang jadi masalah, kita harus konsentrasi bagaimana secepatnya bisa mengambil kain mori itu dan
melepaskan diri dari dalam liang lahat. Jadi kita sama sekali tak bisa untuk melawannya,"
uangkapannya kemudian.
"Jika kita sudah mendapatkan mori mayat, sesampainya di rumah langsung kita simpan saja
sementara di dalam almari menunggu waktu yang tepat untuk memulainya. Tapi jangan sampai di
cuci. Cara menggunakannnya cukup mudah, kain mori tersebut kita jadikan sumbu lampu (templok).
Tepat pada jam duabelas, malam Jum’at atau Selasa Kliwon. Dengan sedikit ritual dan mantra
tertentu, lalu kita dulut (bakar). Setelah sumbu lampu itu menyala, asap dari sumbu mori itu akan
membumbung. Dengan ketajaman si mayat, dia akan mencium di mana selimutnya berada. Sehingga
bisa kita pastikan mayat pemilik kain mori tersebut akan muncul mendatangai rumah kita. Dia akan
terus memutari rumah kita untuk meminta yang dia sebut selimutnya itu," papar Parman.
Menurutnya pula, mayat itu akan merengek dan menangis meminta kepada kita. Nah, disaat inilah
Parman akan mempermainkan dan memperdayainya untuk kepentingannya, yaitu dengan meminta
segala sesuatu yang diinginkannya. Walaupun menurutnya pula, dia selalu merasa berdosa dan tak
tega mendengar suara ratapannya itu.
Aneh bin ajaib, selang beberapa bulan, Parman pun bisa memiliki kapal penangkap ikan sendiri.
Hasil lelang dari Bandar kaya di daerahnya. Kini tempat pelelangan ikan, benar-benar seperti telah
dikuasainya. Tapi sayang, sifat serakah orang tak pernah hilang dari hatinya. Parman masih
menginginkan beberapa bidang tambak di pinggiran teluk.
Malam Jum’at Kliwon kurang tiga hari lagi. Niat hati ingin membakar sumbu pesugihan itu, tapi
sayang kapal ikannya justru tenggelam akibat badai dan ombak yang ganas dan tak bisa
terselamatkan lagi. Tak hanya itu, rumah Parman beserta perabotannya terbakar habis saat kompor
gas yang sedang dipakai memaksa istrinya meledak. Parman benar-benar kecewa, bahkan stress. Kini
dia kembali lagi menjadi orang miskin yang hidup menumpang pada orang lain. Dia juga kembali
menjadi nelayan buruh pada seseorang.
Cerita Selengkapnya di sini
Mitos Hari Selasa dan Malam Jumat, Cerita Seram Malam Jumat !!
4/
5
Oleh
Top Viral
1 komentar:
What Is The Nano Titanium Box? - TITNAD.COM
ReplyHow does it compare titanium block to other mini-boxes, and what is the design and titanium pan key difference? We micro touch titanium trim have tested it out to titanium frames give you dafabet a 100% success rate.